Latar Belakang Mas’alah :

Seringkali terjadi tuntutan masyarakat / karyawan pabrik tentang hak hak mereka dengan berbagai cara. Termasuk mengadakan unjuk rasa / demonstrasi dengan mogok makan. Dan mereka yakin bahwa unjuk rasa adalah satu satunya jalan untuk bisa terpenuhinya tuntutan mereka.

Pertanyaan :
                 a.           Bagaimana hukum unjuk rasa / demonstrasi dengan cara tersebut di atas ?
                 b.           Bagaimana sikap pihak yang dituntut apabila mengetahui bahwa si pengunjuk rasa tidak akan berhenti mogok makan bila tuntutannya tidak terpenuhi ?


Pon. Pes. Langitan
Langitan Widang Tuban


Rumusan Jawaban :
                 a.           Unjuk rasa ( upaya melahirkan rasa kekecewaan serta tuntutan hak ) apabila hak tersebut dibenarkan syara’. Dan dengan cara yang juga dibenarkan syara’, hukumnya boleh dan bahkan bisa wajib. Adapun unjuk rasa dengan cara mogok makan itu diperbolehkan selama tidak sampai pada batas dloror. Baik yang muhaqqoq atau yang madznun.
                 b.           Bagi pihak yang dituntut wajib memenuhi tuntutan tersebut apabila yang dituntut dibenarkan oleh syara’. Misal hasil kesepakatan antara manager dan karyawan Rp. 10.000,- dan dibayar kontan. Sedangkan pelaksanaannya tidak sesuai perjanjian.

Referensi :
                 1.           Is’adurrofiq juz 2 hal. 139
                 2.           Al Ihya’ Ulumuddin juz 2 hal. 347 – 348
                 3.           Tafsir Al Qur’anil ‘Adzim juz 1 hal. 229
                 4.           Al Majalisus Saniyah hal. 99
                 5.           Tafsir Ibnu Katsir juz 1 hal. 229
                 6.           Mafrohul Qulubil Mahzun hal. 63

Di kutip dari
HASIL KEPUTUSAN
BAHTSUL MASA’IL FMPP I
SE KARESIDENAN KEDIRI
Di Pon. Pes. Al Falah Ploso Mojo Kediri
13 – 14 September 1995

0 komentar:

Posting Komentar

 
Kumpulan Hasil Bahtsul Masail © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger Shared by Themes24x7
Top